1. Uniform/General
Corrosion (Korosi Menyeluruh)
Gambar Uniform Corrosion pada kaleng minuman
Pada
korosi jenis korosi menyeluruh, seluruh permukaan logam yang terekspose dengan
lingkungan, terkorosi secara merata. Jenis korosi ini mengakibatkan rusaknya
konstruksi secara total.
Mekanisme
Uniform Corrosion : dengan distribusi
seragam dari reaktan katodik atas seluruh permukaan logam yang terekspose. Pada
lingkungan asam (pH < 7), terjadi reduksi ion hidrogen dan pada lingkungan basa (pH > 7) atau
netral (pH = 7), terjadi reduksi oksigen. Kedua berlangsung secara
"seragam" dan tidak ada lokasi preferensial atau lokasi untuk reaksi
katodik atau anodik. Katoda dan anoda terletak secara acak dan bergantian
dengan waktu. Hasil akhirnya adalah hilangnya kurang lebih yang seragam dimensi.
Cara pengendalian korosi menyeluruh, sebagai berikut :
- Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodik
- Melakukan inhibitas dan proteksi katodik (cathodik protection)
2. Galvanic
Corrosion (Korosi Galvanik)
Gambar Korosi Galvanic pada Sambungan Baut
Galvanic
atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua macam
logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.
Mekanisme korosi galvanik : korosi
ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda
potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana electron
mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia
(Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif
karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif
yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut,
permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur - sumur karat
(Surface Attack) atau serangan karat permukaan.
Gambar Mekanisme Korosi Galvanis
Metode-metode
yang dilakukan dalam pengendalian korosi ini adalah:
- Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda dan katoda
- Mengisolasi logam dari lingkungannya
- Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan mineralisasi
- Mengurangi oksigen yang larut dalam air
- Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis
- Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur yang berdekatan
- Mencegah celah atau menutup celah
- Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.
3. Selective
Leaching Corrosion
Gambar selective leaching corrosion pada pipa
Selective
leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih komponen dari paduan
larutan padat. Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif atau serangan
selektif. Contoh dealloying umum adalah dekarburisasi, decobaltification,
denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.
Mekanisme
selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki potensial yang
berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan modern
mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan potensial korosi yang
berbeda. Beda potensial antara elemen paduan menjadi kekuatan pendorong untuk
serangan preferensial yang lebih "aktif" pada elemen dalam paduan
tersebut.
Dalam
kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari paduan
tembaga-seng, meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang keropos dan rapuh.
Gambar mekanisme selective leaching corrosion
Cara pengendalian atau mencegah selective
leaching adalah :
- Menghindari komposisi yang berbeda dari material penyusun
4. Crevice
Corrosion (Korosi Celah)
Gambar korosi celah pada sambungan pipa
Korosi
celah mengacu pada serangan lokal pada permukaan logam pada, atau berbatasan
langsung dengan, kesenjangan atau celah antara dua permukaan bergabung.
Kesenjangan atau celah dapat terbentuk antara dua logam atau logam dan bahan
non-logam. Di luar kesenjangan atau tanpa celah, kedua logam yang tahan
terhadap korosi. Kerusakan yang disebabkan oleh korosi celah biasanya dibatasi
pada satu logam di wilayah lokal dalam atau dekat dengan permukaan yang bergabung.
Mekanisme
Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi beberapa kandungan
kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel elektrokimia (perbedaan
sel aerasi dalam kasus oksigen). Di luar dari celah (katoda), kandungan oksigen
dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.
Gambar mekanisme korosi celah
Cara pengendalian korosi celah adalah sebagai berikut:
- Hindari pemakaian sambungan paku keeling atau baut, gunakan sambungan las.
- Gunakan gasket non absorbing.
- Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.
5. Pitting
Corrosion (Korosi Sumuran)
Gambar korosi sumuran pada westafle
Korosi
sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada satu titik atau
area kecil, dan membentukn bentuk rongga. Korosi sumuran adalah salah satu
bentuk yang paling merusak dari korosi.
Mekanisme
Pitting Corrosion : Untuk material bebas cacat, korosi sumuran disebabkan oleh
lingkungan kimia yang mungkin berisi spesies unsur kimia agresif seperti
klorida. Klorida sangat merusak lapisan pasif (oksida) sehingga pitting dapat terjadi
pada dudukan oksida. Lingkungan juga dapat mengatur perbedaan sel aerasi
(tetesan air pada permukaan baja, misalnya) dan pitting dapat dimulai di lokasi
anodik (pusat tetesan air).
Gambar mekanisme pitting corrosion
Cara pengendalian korosi sumuran adalah sebagai berikut:
è Hindari permukaan logam
dari goresan.
è Perhalus permukaan logam.
è Menghindari komposisi
material dari berbagai jenis logam.
6. Intergranular
Corrosion
Gambar korosi batas butir pada pipa
Intergranular
corrosion kadang-kadang juga disebut "intercrystalline korosi" atau
"korosi interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat
terjadi sepanjang batas butir dan jenis korosi ini sering disebut
"intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau hanya
"intergranular stress corrosion cracking".
Mekanisme
intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari beda potensial dalam
komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan casting. Pengendapan
pada batas butir, terutama kromium karbida dalam baja tahan karat, merupakan
mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi intergranular.
Gambar mekanisme korosi batas butir
·
Cara pengendalian korosi batas butir adalah:
è Turunkan kadar karbon
dibawah 0,03%.
è Tambahkan paduan yang
dapat mengikat karbon.
è Pendinginan cepat dari
temperatur tinggi.
è Pelarutan karbida melalui
pemanasan.
è Hindari pengelasan.
7. Stress Corrosion Cracking (SCC)
Gambar korosi SCC pada sebuah logam
Korosi retak tegangan (SCC) adalah
proses retak yang memerlukan aksi secara bersamaan dari bahan perusak (karat)
dan berkelanjutan dengan tegangan tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian
yang terkorosi akibat gagal oleh patahan cepat. Hal ini juga termasuk
intercrystalline atau transkristalin korosi, yang dapat menghancurkan paduan
tanpa tegangan yang diberkan atau tegangan sisa. Retak korosi tegangan dapat
terjadi dalam kombinasi dengan penggetasan hidrogen.
Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen, yaitu (1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit (lingkungan) dan (3) adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat rentan terhadap klorida.
Gambar mekanisme korosi SCC
·
Cara pengendalian korosi tegangan adalah:
è Turunkan besarnya tegangan
è Turunkan tegangan sisa termal
è Kurangi beban luar atau perbesar area potongan
è Penggunaan inhibitor.
8. Erosion
Corrosion
Gambar sebuah blade akibat korosi erosi
Erosi
Korosi mengacu pada tindakan gabungan yang melibatkan erosi dan korosi di
hadapan cairan korosif yang bergerak atau komponen logam yang bergerak melalui
cairan korosif, yang menyebabkan percepatan terdegradasinya suatu logam.
Mekanisme
erosion corrosion : efek mekanik aliran atau kecepatan fluida dikombinasikan
dengan aksi cairan korosif menyebabkan percepatan hilangnya dari logam. Tahap
awal melibatkan penghapusan mekanik film pelindung logam dan kemudian korosi
logam telanjang oleh cairan korosif yang
mengalir. Proses siklus ini sampai pelubangan komponen terjadi.
Gambar mekanisme korosi erosi
·
Cara pengendalian korosi erosi adalah:
è Menghindari partikel
abrasive pada fluida.
è Mengurangi kecepatan
aliran fluida.
makasih infonya
BalasHapusTerima kasih infonya sungguh sangat membantu
BalasHapusTerimakasih infonya, bermanfaat sekali
BalasHapusTerimakasih infonya, bermanfaat sekali
BalasHapusterima kasih, membantu sekali informasinya
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusmemakai literatur apa aja ya ? dr buku atau web apa aja ?
BalasHapusTerimakasih ..
BalasHapusmakasih infonya
BalasHapusArigatou
BalasHapuskhamsahamida
xie xie
thank you
matur nuwun
terima kasih yaaa.. wkwkwkwk gaje saya...semoga terhibur wkwkwk
ini wkwkkwk
Hapussiip
BalasHapusminta literaturnya bossku
BalasHapusMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment harga nego untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA 081310849918
Terima kasih
Terimakasih atas informasinya.
BalasHapusjangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV
terima kasih banyak ilmunya
BalasHapus